Selamat datang di dunia perkuliahan, sebuah gerbang menuju masa depan yang kamu impikan. Memutuskan untuk kuliah, apalagi harus merantau jauh dari kampung halaman, beda provinsi, bahkan beda pulau, adalah langkah besar yang patut diacungi jempol. Semangatmu untuk menuntut ilmu pasti membara. Tapi, eits, di tengah serunya adaptasi dengan lingkungan baru, teman baru, dan tumpukan tugas, ada satu “musuh” tak kasat mata yang seringkali menyelinap: homesick alias kangen rumah.
Wajar banget kok kalau kamu tiba-tiba kangen masakan Ibu, berantem unyu sama adik, atau sekadar suasana hangat ruang keluarga. Rasa rindu ini bisa datang kapan saja, bikin mood jadi sendu, bahkan sampai mengganggu konsentrasi belajarmu.
Nah, kalau kamu lagi merasakan hal ini atau khawatir bakal mengalaminya, tenang saja. Artikel ini hadir untukmu. Kita akan bahas tuntas cara-cara ampuh untuk mengatasi homesick agar semangat kuliahmu tetap on fire dan masa perantauanmu jadi lebih menyenangkan. Yuk, simak bareng-bareng.
1. Jadwalkan Komunikasi Rutin dengan Keluarga
Langkah paling fundamental untuk meredakan gelombang rindu adalah dengan menjaga jembatan komunikasi dengan orang-orang terkasih di kampung halaman. Di zaman serba canggih ini, jarak geografis seharusnya tidak lagi menjadi penghalang berarti untuk tetap merasa dekat.
Mendengar suara mereka atau melihat wajah mereka melalui layar gawai bisa menjadi penawar instan yang menenangkan hatimu dan meyakinkan mereka bahwa dirimu baik-baik saja. Ini penting agar kamu tidak merasa terisolasi dan keluargamu pun tidak diliputi kekhawatiran berlebih.
Untuk menerapkannya, cobalah buat kesepakatan jadwal komunikasi yang nyaman bagi semua pihak, misalnya dua kali seminggu di malam hari atau setiap akhir pekan untuk sesi video call yang lebih panjang.
Di luar itu, manfaatkan aplikasi pesan instan untuk sekadar bertukar kabar singkat atau foto kegiatan sehari-hari. Bayangkan kamu mengirim pesan, “Bu, Pak, alhamdulillah tadi presentasi kelompoku sukses besar.” Hal kecil seperti ini bisa sangat berarti. Namun, hindari frekuensi komunikasi yang berlebihan hingga mengganggu aktivitasmu sendiri atau membuatmu terus menerus terpaku pada apa yang terjadi di rumah, begitu pula sebaliknya, jangan sampai menghilang tanpa kabar. Ngobrol sama ortu tuh emang obat kangen paling mujarab, sih.
2. Jadikan Kamar Kos Senyaman Rumah Kedua
Kamar kosmu adalah benteng sekaligus istana pribadimu selama menjalani masa studi di perantauan. Meskipun luasnya mungkin tak seberapa dibandingkan kamarmu di rumah, menciptakan atmosfer yang nyaman dan personal di dalamnya adalah kunci agar kamu merasa betah. Suasana kamar yang mendukung secara signifikan dapat mengurangi perasaan asing dan kesepian yang seringkali memicu homesick, karena kamar yang nyaman menjadi tempatmu beristirahat dan memulihkan energi dengan tenang.
Mulailah dengan sentuhan personal; pajang foto keluarga atau sahabat, bawa sprei kesayangan, atau hias dengan pernak-pernik yang mengingatkanmu pada kehangatan rumah. Tata letak perabotan yang rapi dan efisien, ditambah pencahayaan serta sirkulasi udara yang baik, juga berkontribusi besar pada kenyamanan.
Sedikit tanaman hias bisa menambah kesegaran. Yang terpenting, jagalah kebersihan dan kerapiannya, karena kamar yang berantakan justru bisa memperburuk suasana hatimu. Jangan biarkan kamarmu terasa seperti ruang transit yang dingin dan impersonal. Biar kamarmu nggak berasa kayak kamar hotel transit, gitu lho.
3. Bangun Lingkaran Pertemanan Baru yang Positif
Salah satu penangkal homesick paling ampuh adalah dengan membangun koneksi sosial yang kuat di lingkungan barumu. Teman-teman seperjuangan, yang sama-sama merantau dan menghadapi tantangan serupa, bisa menjadi keluarga keduamu. Kehadiran mereka tidak hanya mengurangi rasa sepi, tetapi juga memberikan dukungan emosional dan praktis yang sangat berharga. Dengan mereka, kamu bisa berbagi cerita, tawa, bahkan keluh kesah, membuatmu merasa menjadi bagian dari sebuah komunitas.
Untuk membangun lingkaran pertemanan ini, jangan ragu untuk proaktif. Mulailah percakapan dengan teman sekelas, teman satu kos, atau kakak tingkat. Ikut serta dalam kegiatan organisasi mahasiswa (ormawa) atau unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang sesuai dengan minatmu adalah cara jitu bertemu orang-orang baru dengan frekuensi yang sama.
Ajaklah mereka untuk belajar bersama, mencoba kuliner lokal, atau sekadar jalan-jalan santai. Hindari mengurung diri di kamar dan menolak interaksi, karena justru itu yang akan memperdalam rasa terasingmu. Teman baru bisa jadi keluarga barumu di perantauan.
4. Eksplorasi Lingkungan Baru Tempatmu Belajar
Jangan biarkan hari-harimu hanya diisi dengan rute monoton kos-kampus-kos. Cobalah untuk lebih mengenal kota atau daerah tempatmu menimba ilmu sekarang. Menganggapnya sebagai sebuah petualangan baru yang seru akan membuka perspektifmu dan mengurangi perasaan terasing. Semakin kamu familier dengan lingkungan sekitar, semakin kamu akan merasa menjadi bagian darinya, bukan sekadar tamu sementara. Proses eksplorasi ini juga akan menciptakan kenangan-kenangan baru yang positif di tempat perantauan.
Manfaatkan waktu luangmu, mungkin di akhir pekan, untuk menjelajah bersama teman-teman baru yang sudah kamu temui (seperti yang dibahas di poin 3). Kalian bisa mengunjungi taman kota, museum lokal, pasar tradisional yang unik, atau sekadar mencari kafe dengan suasana menyenangkan.
Mencicipi kuliner khas setempat juga wajib hukumnya. Siapa tahu kamu menemukan hidangan favorit baru yang bisa sedikit mengobati rindu masakan rumah. Jika kamu berada di daerah dengan budaya yang sangat berbeda, pelajari sedikit adat istiadatnya sebagai bentuk penghargaan dan untuk memperkaya pengalamanmu. Siapa tahu nemu hidden gem yang bikin kamu betah.
Baca juga: 12 Cara Merubah Diri Menjadi Lebih Baik
5. Bawa dan Pajang Barang Kesayangan dari Rumah
Barang-barang tertentu dari rumah seringkali menyimpan nilai sentimental yang tak ternilai harganya. Membawa beberapa di antaranya ke tanah perantauan bisa menjadi pengingat fisik akan kehangatan rumah dan kasih sayang keluarga yang selalu menyertaimu. Benda-benda ini berfungsi sebagai jangkar emosional, comfort object yang mampu memberikan rasa nyaman dan ketenangan instan, terutama ketika gelombang rindu sedang kuat-kuatnya menerpa.
Pilihlah beberapa item yang tidak terlalu besar namun sarat makna, misalnya bingkai foto keluarga yang selalu terpajang di meja belajarmu di rumah, selimut hangat pemberian nenek, boneka kesayangan sejak kecil, atau mug favorit yang biasa menemanimu menyeruput teh hangat.
Letakkan barang-barang ini di tempat yang mudah terlihat di kamar kosmu, seperti di meja belajar, rak buku, atau samping tempat tidur. Kehadiran visual mereka akan terus menerus memberikan afirmasi positif dan mengurangi rasa ‘tercabut dari akar’. Biar ada ‘rasa’ rumah yang nempel terus.
6. Tetap Jalankan Rutinitas dan Hobi Positifmu
Di tengah segala hal baru dan ketidakpastian adaptasi, menciptakan struktur dan rutinitas dalam keseharian menjadi sangat penting. Rutinitas memberikan rasa stabilitas dan prediktabilitas yang menenangkan. Selain itu, melanjutkan hobi yang kamu nikmati sebelum merantau adalah cara ampuh untuk menjaga kesehatan mental, menyalurkan energi, dan mengalihkan pikiran dari rasa kangen yang berlebihan. Hobi juga merupakan bagian dari identitas dirimu yang perlu terus dirawat.
Cobalah untuk membuat jadwal harian atau mingguan yang teratur, mencakup waktu untuk belajar, istirahat yang cukup, makan teratur, dan tentu saja bersosialisasi. Jika kamu gemar berolahraga, bermain musik, membaca, atau melukis, carilah cara dan waktu untuk tetap melakukannya.
Banyak kampus memiliki fasilitas atau komunitas yang bisa mendukung hobimu. Jangan lupakan juga pentingnya menjaga pola tidur dan asupan nutrisi yang baik, karena kondisi fisik yang prima sangat berpengaruh pada kestabilan emosimu. Jangan sampai merantau bikin kamu jadi mageran dan lupa sama kesukaanmu ya.
7. Cari Makanan Khas Daerahmu atau Masak Sendiri Jika Memungkinkan
Jangan pernah meremehkan kekuatan ajaib dari makanan. Cita rasa yang familier memiliki kemampuan luar biasa untuk membangkitkan memori indah dan secara efektif mengobati kerinduan akan kampung halaman. Mencicipi hidangan khas daerah asalmu bisa sekejap membawamu bernostalgia dan memberikan rasa nyaman yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, seolah kamu sedang berada di rumah.
Untuk itu, rajin-rajinlah mencari informasi, mungkin dari senior atau teman sedaerah, tentang tempat-tempat makan di sekitar kampus yang menyajikan masakan khas daerahmu. Biasanya, di lingkungan mahasiswa yang beragam, selalu ada saja warung atau rumah makan yang menawarkan menu-menu nusantara.
Jika memungkinkan dan fasilitas di kos mendukung, cobalah untuk memasak sendiri makanan sederhana yang sering kamu nikmati di rumah. Kamu bisa meminta resep dari ibumu atau mencari tutorialnya di internet. Bahkan, kegiatan masak bareng teman sedaerah bisa menjadi momen yang menyenangkan dan semakin mempererat ikatan kalian. Kadang, obat kangen itu sesimpel semangkuk soto dari kampung halaman, kan?
Artikel terkait: Bagimana menjadi mahasiswa yang produktif?
Merantau untuk kuliah memang penuh tantangan, dan homesick adalah salah satu bagian yang sangat manusiawi dari perjalanan ini. Ingatlah bahwa kamu tidak sendirian, banyak mahasiswa lain yang juga merasakannya. Yang terpenting adalah bagaimana kamu merespons dan mengelola perasaan tersebut.
Terapkan cara-cara di atas secara konsisten, beri dirimu waktu untuk beradaptasi, dan jangan ragu untuk mencari bantuan jika perasaan rindumu sudah sangat mengganggu. Fokus pada tujuan awalmu datang merantau: meraih ilmu dan cita-cita. Percayalah, pengalaman merantau ini akan membentukmu menjadi pribadi yang lebih mandiri, tangguh, dan bijaksana. Semangat terus, ya. Masa depan cerah menantimu.