Beranda / Tips Kuliah / Tidak Ikut Organisasi Saat Kuliah, Apakah Baik?

Tidak Ikut Organisasi Saat Kuliah, Apakah Baik?

Tidak Ikut Organisasi Saat Kuliah

Selamat menikmati perjalanan seru di dunia perkuliahan. Selain disibukkan dengan tumpukan materi kuliah, laporan praktikum, dan persiapan ujian, ada satu hal yang seringkali seliweran di benakmu, terutama di awal-awal semester, “Perlu nggak ya, aku ikut organisasi mahasiswa (ormawa)?

Pertanyaan ini wajar banget muncul, apalagi kalau kamu melihat teman-temanmu mulai aktif di berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), atau komunitas internal kampus lainnya.

Sebagian dari dirimu mungkin berpikir, “Ah, fokus kuliah aja deh, biar IPK aman.” Dan itu pilihan yang sangat valid. Tidak semua mahasiswa harus atau merasa cocok dengan dinamika organisasi internal kampus.

Bagaimana Jika Tidak Ikut Organisasi Kampus?

Memilih untuk tidak bergabung dengan ormawa pun bisa membuka pintu manfaat tersendiri, misalnya:

  • Kamu bisa memiliki lebih banyak waktu untuk fokus mendalami perkuliahan,
  • mengasah hard skill spesifik,
  • mengejar prestasi akademik tertinggi,
  • banyak juga jalur pengembangan diri lain di luar tembok ormawa kampus,
  • kamu bisa terjun langsung ke masyarakat dengan bergabung di komunitas atau NGO eksternal yang isu-isunya sesuai dengan passion-mu,
  • mendapatkan pengalaman profesional dan kemandirian finansial dengan kerja paruh waktu atau magang,
  • menguji kemampuan dan mentalmu dengan mengikuti berbagai perlombaan bergengsi, atau
  • memperdalam keahlian tertentu melalui kursus dan sertifikasi.

Semua jalur ini sama-sama berharga dan bisa membawamu pada kesuksesan. Namun, jika hatimu tetap penasaran dan ingin menimbang-nimbang secara spesifik apa sih yang bisa ditawarkan oleh organisasi-organisasi di dalam kampus itu, maka artikel ini pas buatmu.

Kita akan kupas tuntas, seberapa penting peran BEM, UKM, HMJ, dan sejenisnya dalam kehidupan perkuliahan, dan apakah ini bisa menjadi investasi berharga untuk masa depanmu di samping alternatif-alternatif tadi.

Baca juga: 9 Cara Belajar Agar Cepat Paham dan Ingat 

Manfaat Jika Ikut Organisasi Kampus Selama Kuliah

1. Mengasah Skill yang Nggak Ada di Bangku Kelas

Hal pertama dan paling nyata yang akan kamu dapatkan dari organisasi adalah kesempatan untuk mengasah berbagai soft skill yang krusial. Di ruang kelas, kamu mungkin dijejali teori dan konsep, namun di organisasilah kamu akan benar-benar mempraktikkannya dalam skenario nyata. Kemampuan seperti kepemimpinan (leadership), kerja sama tim (teamwork), komunikasi efektif, negosiasi, pemecahan masalah (problem solving), hingga manajemen konflik adalah ‘mata kuliah’ tak tertulis yang akan kamu pelajari di sini. Keterampilan ini sangat dicari di dunia kerja nanti, lho.

Bayangkan saat kamu harus memimpin sebuah proyek acara kampus, kamu akan belajar bagaimana mendelegasikan tugas, memotivasi anggota tim, dan mengambil keputusan di bawah tekanan. Atau ketika ada perbedaan pendapat dalam rapat, di situlah kemampuanmu bernegosiasi dan mencari jalan tengah diuji. Pengalaman-pengalaman inilah yang akan membentuk karaktermu menjadi lebih matang dan siap menghadapi tantangan pasca-kampus. Jadi, bukan cuma teori doang, tapi langsung praktik.

2. Membangun Jaringan Pertemanan Lintas Batas Kampus

Organisasi internal kampus adalah wadah luar biasa untuk memperluas lingkaran pertemananmu, jauh melampaui teman sekelas atau satu angkatan saja di dalam kampus. Kamu akan bertemu dan berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai jurusan, fakultas, bahkan mungkin dari kampus lain jika organisasimu memiliki jaringan kolaborasi. Akan ada senior yang bisa memberikan wejangan berharga, junior yang bisa kamu bimbing, hingga teman seangkatan dari latar belakang berbeda yang memperkaya perspektifmu. Jaringan internal kampus ini seringkali sangat solid dan suportif.

Relasi yang kamu bangun di organisasi bisa membuka banyak pintu kesempatan di lingkungan kampus itu sendiri maupun setelahnya. Mungkin saja, senior di organisasimu kelak menjadi rekan kerja atau bahkan atasanmu. Atau teman dari fakultas lain bisa menjadi mitra bisnismu di kemudian hari. Informasi lowongan magang, pekerjaan, atau beasiswa seringkali lebih cepat menyebar di antara jaringan pertemanan organisasi. Intinya, makin banyak kenalan berkualitas, makin luas pula wawasan dan peluangmu. Asyik kan, punya teman di mana-mana?

3. Menerapkan Ilmu dan Dapat Pengalaman Nyata dalam Konteks Kampus

Bagi banyak mahasiswa, organisasi menjadi laboratorium sosial tempat mereka bisa menerapkan ilmu yang diperoleh di kelas ke dalam praktik nyata, seringkali dalam skala yang terukur dan aman di lingkungan kampus. Teori-teori manajemen, komunikasi, keuangan, atau apa pun bidang studimu, bisa kamu uji dan lihat hasilnya secara langsung melalui kegiatan organisasi.

Misalnya, kamu mahasiswa Ekonomi yang jadi bendahara acara, kamu akan belajar mengelola anggaran sungguhan untuk sebuah event kampus. Atau kamu mahasiswa Ilmu Komunikasi yang terlibat di tim publikasi, kamu akan merancang strategi promosi yang efektif untuk menjangkau target audiens mahasiswa.

Pengalaman ini tidak hanya memperdalam pemahamanmu terhadap materi kuliah, tapi juga memberikan portofolio konkret yang bisa kamu banggakan. Saat melamar kerja nanti, pengalaman berorganisasi dan proyek-proyek yang pernah kamu tangani bisa menjadi nilai tambah yang signifikan di CV-mu. Kamu tidak hanya menjual IPK, tapi juga bukti bahwa kamu pernah terlibat dalam kerja tim, mengelola proyek, dan mencapai target di lingkungan yang kompetitif namun suportif. Ini namanya belajar sambil beraksi, keren.

4. Mengenal Diri Lebih Dalam dan Menemukan Minat Terpendam

Masa kuliah adalah masa eksplorasi diri, dan organisasi menyediakan arena yang pas untuk itu. Dengan mencoba berbagai peran dan tanggung jawab di organisasi, kamu bisa menemukan bakat terpendam atau minat baru yang mungkin selama ini tidak kamu sadari. Mungkin kamu yang awalnya pendiam, ternyata punya bakat public speaking setelah didapuk jadi MC acara. Atau kamu yang merasa kurang kreatif, justru menemukan ide-ide cemerlang saat brainstorming untuk konsep kegiatan.

Di organisasi, kamu bebas mencoba dan bahkan gagal tanpa konsekuensi sebesar di dunia profesional. Setiap pengalaman, baik sukses maupun kurang berhasil, adalah pelajaran berharga untuk mengenal kekuatan dan kelemahan dirimu.

Proses ini akan membantumu memahami apa yang benar-benar kamu sukai dan kuasai, yang nantinya bisa mengarahkan pilihan kariermu. Siapa tahu, hobi atau passion yang kamu temukan di organisasi malah jadi jalan rezekimu. Seru kan, nemuin ‘harta karun’ dalam diri sendiri?

5. Belajar Manajemen Waktu dan Menentukan Prioritas

Salah satu kekhawatiran utama mahasiswa adalah takut kegiatan organisasi mengganggu waktu belajar dan menurunkan prestasi akademik. Nah, justru di sinilah tantangan sekaligus pelajaran pentingnya. Ketika kamu memutuskan untuk aktif berorganisasi, secara otomatis kamu dituntut untuk lebih pandai mengatur waktu antara kuliah, tugas, kegiatan organisasi, dan kehidupan pribadi. Ini adalah skill manajemen waktu dan prioritas yang sangat fundamental.

Kamu akan terbiasa membuat skala prioritas, menyusun jadwal, dan disiplin menjalankannya. Kamu belajar kapan harus fokus pada deadline tugas kuliah, kapan harus menghadiri rapat penting organisasi, dan kapan harus meluangkan waktu untuk istirahat. Kemampuan untuk menyeimbangkan berbagai komitmen ini akan sangat berguna tidak hanya selama kuliah, tapi juga sepanjang hidupmu. Anggap saja ini latihan jadi orang super sibuk tapi tetap produktif.

Perhatikan Juga Hal Ini

Meskipun manfaatnya segudang, bukan berarti kamu harus ikut semua organisasi yang ada atau memaksakan diri jika memang belum siap. Ingat, tujuan utamamu kuliah adalah untuk menimba ilmu akademis. Pilihlah organisasi yang benar-benar sesuai dengan minat dan tujuanmu, jangan hanya ikut-ikutan teman. Satu atau dua organisasi yang kamu tekuni dengan baik akan jauh lebih bermanfaat daripada banyak organisasi tapi partisipasimu setengah-setengah.

Penting juga untuk terus memantau keseimbangan antara kegiatan akademik dan non-akademik. Jika kamu merasa kewalahan atau IPK mulai terancam, jangan ragu untuk mengevaluasi kembali komitmen organisasimu. Komunikasikan kondisimu kepada rekan-rekan di organisasi. Mereka pasti akan mengerti. Organisasi yang baik seharusnya mendukung perkembangan anggotanya, bukan malah menghambat.

Artikel banyak dicari: Cara Izin Sakit ke Dosen Lewat WA

Setelah membaca berbagai poin di atas, kamu mungkin sudah bisa menarik kesimpulan sendiri. Ikut organisasi di kampus itu bisa jadi penting dan sangat bermanfaat, tapi bukanlah satu-satunya jalan menuju pengembangan diri atau kesuksesan. Ada banyak jalur lain yang sama validnya seperti kerja paruh waktu, ikut lomba, aktif di NGO luar, atau fokus penuh pada prestasi akademik. Pilihan terbaik adalah yang paling sesuai dengan minat, tujuan, kapasitas, dan situasi pribadimu.

Jika kamu memutuskan untuk aktif berorganisasi di kampus, lakukanlah dengan sungguh-sungguh dan nikmati setiap prosesnya untuk mendapatkan keterampilan dan pengalaman berharga. Jika kamu memilih jalur lain, tekuni itu dengan serius. Yang jelas, masa kuliahmu terlalu berharga untuk dilewatkan begitu saja tanpa mencoba hal baru yang positif dan mengembangkan potensi dirimu semaksimal mungkin.