,

Sistem Ekonomi Tradisional: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh

Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang berdasarkan pada kebiasaan, adat istiadat, dan tradisi turun-temurun. Baca selengkapnya.
Sistem Ekonomi Tradisional

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail dan fokus untuk materi sistem ekonomi tradisional saja. Sistem ekonomi yang satu ini masih banyak diterapkan di beberapa daerah Indonesia secara mikro ternyata. Menarik bukan? Yuk, lanjut baca artikel ini.

Pengertian Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang berdasarkan pada kebiasaan, adat istiadat, dan tradisi turun-temurun dalam menyelesaikan masalah ekonomi masyarakat.

Dalam sistem ini, produksi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa adanya keinginan untuk menjual produk-produk tersebut. Berfokus pada tenaga dan sumber daya alam yang tersedia secara alami, sistem ini tidak bergantung pada teknologi canggih.

Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Tradisional

Ciri-ciri utama dari sistem ekonomi tradisional adalah absennya rumah tangga produksi dan konsumen, sehingga pemenuhan kebutuhan masyarakat terjadi melalui praktik barter. Teknik produksi sederhana seperti bertani, berkebun, dan berburu menjadi aktivitas utama dalam mencukupi kebutuhan.

Apabila dirangkum, ciri-cirinya adalah sebagai berikut.

  • Tidak ada rumah tangga produksi dan rumah tangga konsumen. Pemenuhan kebutuhan masyarakat dilakukan dengan barter.
  • Belum adanya teknologi untuk menghasilkan suatu barang.
  • Teknik produksi dilakukan secara sederhana, seperti bertani, berkebun, dan berburu.

Kelebihan Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem ini memiliki kelebihan, di antaranya adalah tidak adanya eksploitasi sumber daya alam dan manusia karena masyarakatnya lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari daripada keuntungan materi. Hal ini juga mengurangi potensi konflik antarindividu dalam masyarakat.

Kekurangan Sistem Ekonomi Tradisional

Namun, kekurangan dari sistem ekonomi tradisional juga muncul. Produksi yang terbatas menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi lambat. Selain itu, ketika melakukan barter, nilai tukar antara barang tidak selalu seimbang.

Contohnya, saat menukar 1 ekor ayam dengan sepiring singkong rebus. Meskipun kedua barang tersebut memiliki nilai yang berbeda, nilai tukar dalam barter tidak selalu mencerminkan nilai sebenarnya dari barang yang ditukar.

Mudah kan memahami salah satu sistem ekonomi ini? Semoga bisa paham dan juga lancar ujiannya ya setelah membaca artikel materi ekonomi ini.

Contents

Share

Dapatkan materi dan soal-soal UTBK paling lengkap di Karyakarsa UTBKCAK!

Artikel Terkait

Selamat Berjuang dan Lolos di Kampus Impian!